Minggu, 11 Januari 2009

WELCOME
SELAMAT DATANG

TREE OF LIFE SCULPTORS CAMP 2009
HUTAN BETON DAN MANUSIA KAMPUS



Di Indonesia serta berbagai belahan dunia, pohon kehidupan telah menjadi mitos turun temurun dari satu generasi ke generasi lainnya tersebar dari pedalaman Kalimantan hingga ke candi Prambanan. Merupakan sebuah kekayaan budaya rupa masa lalu yang luar biasa. Pohon hayat , Pohon Kehidupan, Kalpawreksa., Kekayon, Gunungan, Batang Garing nama yang diberikan masyarakat pendukungnya. Niscaya mempunyai relasi dengan budaya rupa masyarakat kontemporer. Hutan yang telah dieksplotasi, dilindungi, dihuni, dibentuk ataupun dikelola juga menjadi sarang konflik dan kepentingan serta menimbulkan berbagai pertanyaan. Pembubuhan reka hias pada Kalpataru yang dieksplotasi dapat menjadi sumber inspirasi yang sangat estetik dilandasi kepedulian masyarakat kampus akan kelestarian lingkungan hidup. Kehidupan berkesenian, khususnya dalam pembuatan monumen Kalpataru sebenarnya menggambarkan hutan melalui motif perlambangannya.

Hutan adalah tempat lahirnya berbagai budaya asli termasuk manusinya yang berupaya menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang terus berkembang. Hutan turut berperan dalam memperlambat proses pemanasan global dan mampu menyerap karbon. Artinya sebagai titik temu para pelaku industri, jasa, insan pemerintah dan oknum lainnya, hutan merupakan ruang multidimensi sekaligus tempat berkumpulnya berbagai problematika hubungan antara manusia dan alam bahkan antara sesama manusia menyangkut alam. Dikarenakan rumitnya permasalahan yang timbul, hutan sebenarnya telah menawarkan jawaban atas pertikaian polimek tentang berbagai masalah yang terjadi baik secara umum maupun khusus.

Bagaimana caranya untuk menyelaraskan perkembangan dengan efek jangka panjang, eksplotasi dengan pelestarian, dampak terhadap masyarakat setempat dengan tujuan umum?

Pameran dan Workshop ini memberikan gambaran tentang kekayaan mitos Kalpataru sebagai pohon kehidupan. Sebagai wahana penyadaran dalam menemukan masalah dan pemecahan



PEWARNA ALAMI

Dari kalpataru terinspirasi sebuah ekspresi dalam seni pertunjukan dan sebuah fashion back to nature,hal ini terjadi pada sebuah peluncuran perbaikan patung kalpataru di UNJ rawamangun,Acara ini diisi dengan seni pertunjukan tari disertai musik gamelan BALI oleh para mahasiswa dan mahasiswi dari jurusan Seni Rupa dan Seni Tari sekaligus sebagai ajang ujian akhir semester.Kolaborasi ini sebagai embrio dari seni budaya terpadu.

kegiatan ini sebagai wujud kepedulian sosial masyarakat kampus(CSR) terhadap lingkungan.




Ringkasan2.jpg
Artikel ini merupakan artikel kedua dalam penelitian tentang potensi bambu, dan bertujuan memberikan rekomendasi bagi pengembangan bambu sebagai bahan penting untuk produk industri. Penelitian ini mengulas tiga faktor penting untuk pendaya-gunaan bambu: (a) kontribusi teknologi maju bagi peningkatan kualitas material bambu; (b) pendaya-gunaan sumber daya manusia (SDM) melalui penerapan teknologi hybrid; dan (c) inovasi desain bagi produk bambu yang dapat menjangkau pasar secara lebih luas. Situasi masa kini memerlukan suatu analisis faktor yang menuntut perubahan dalam metoda penyediaan bahan baku, produksi dan distribusi, dan penggunaan material dan desain produk bambu.

HARI NUGRAHA, DUDY WIYANCOKO, YASRAF AMIR PILIANG
Desain Angklung Tradisional dan Modern. (Hal. 15 - 30).

Ringkasan3.jpg
Penelitian ini dibuat dengan dasar pemikiran bahwa angklung merupakan produk budaya milik Indonesia. Tujuannya adalah untuk mencari bentuk dari proses perubahan desain angklung, khususnya yang ada di Jawa Barat. Dengan melakukan kajian komparatif terhadap beberapa jenis angklung berdasarkan periode tertentu dalam masyarakat Sunda, akan diperoleh perubahan karakteristik desain angklung, baik pergeseran makna simbolik, cara memainkan, proses pembuatan, bentuk fisik maupun bentuk pertunjukannya. Studi memaparkan proses perubahan awal (a) desain angklung buhun dari masyarakat Sunda peladang dengan sistem kepercayaan Sunda wiwitan dan Hindu. Selanjutnya adalah perubahan bentuk angklung akibat (b) pengaruh budaya Islam hingga (c) pengaruh oleh pola pikir dan sistem pendidikan musik Barat (Belanda). Dari pengaruh yang ada, desain angklung mengalami beberapa perubahan bentuk dan fungsi. Angklung yang awalnya memiliki fungsi ritual-transenden untuk tujuan rohani spiritual, begeser untuk tujuan pendidikan, pengenalan budaya tradisi melalui pertunjukan dan komersialisasi.

RIAMA MASLAN SIHOMBING, YASRAF AMIR PILIANG, A.D. PIROUS
Citraan Perempuan di Internet: Kajian Tanda Dan Kode Visual. (Hal. 31 - 44).

Ringkasan31.jpg
Populernya penggunaan internet merubah citraan perempuan, yang sebelumnya sering sebagai obyek pasif, terdominasi, dan bergantung, kini menjadi subyek yang aktif dalam media dan sanggup menentukan citranya sendiri. Penelitian ini untuk membuktikan bahwa fenomena ini benar terjadi melalui kajian terhadap 17 contoh situs yang berkaitan dengan perempuan. Situs tersebut dipilih dan dianalisis kode visualnya. Dalam artikel ini hanya disampaikan 7 kasus yang paling menunjukkan bahwa citraan perempuan di internet kini telah berkembang ke berbagai karakter, yaitu perempuan sebagai figur yang: aktif, bebas dan intelektual. Ketujuh kasus tersebut sebagian besar adalah situs tentang perempuan yang dibuat di Amerika. Kajian ini menggunakan metode semiotik dan analisis visual, yakni dengan memahami tampilan visual situs sebagai sistem tanda.

HARMEIN KHAGI, VELIX SUTANTO, KUSPRASAPTA MUTIJARSA, BRAM PALGUNADI, OEMAR HANDOJO

Desain Produk Robot Pencari Korban Bencana Gempa Bumi. (Hal. 45 - 56).

Ringkasan37.jpg
Penelitian didasari pemikiran bahwa peran desain produk dengan memanfaatkan teknologi robotik sangat diperlukan dalam penanganan pasca bencana di Indonesia. Melalui perspektif industrial design, penulis dan tim berupaya mengembangkan desain produk robotik dengan fungsi untuk mencari korban yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan di area pasca bencana. Desain produk ini dinamai Viroids, merupakan autonomous mobile robot dengan kemampuan mencari korban. Proses desain dilakukan dengan pendekatan multidisiplin, yakni bidang desain produk, teknik elektro, teknik mesin, dan kepakaran di bidang penanganan pasca bencana. Produk robotik ini dilengkapi fungsi: (a) sistem penggerak dan sensor infra red untuk menghindari tabrakan; (b) kamera CCTV untuk mengenali korban;(c) lampu LEDs, speaker dan microphone untuk komunikasi. Desain Viroids ini diharapkan mampu menjangkau area reruntuhan yang sempit dengan kontur tanah tidak rata dan berpeluang untuk dikembangkan lebih lanjut oleh lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan produk industri di Indonesia.

DIAN WIDIAWATI

Pemanfaatan Limbah Sabut Kelapa sebagai Bahan Baku Alternatif Tekstil. (Hal. 57 - 64).

Ringkasan11.jpg
Penelitian ini membahas potensi tanaman kelapa sebagai suatu komoditi bernilai tinggi. Selama ini sabut kelapa digunakan sebagai bahan baku pembuatan alat pembersih dan bahan pelapis jok mobil. Melalui eksperimentasi bahan dan karakteristik fisik-visualnya, sabut kelapa ternyata dapat digunakan sebagai bahan baku tekstil alternatif. Ketersedian sabut kelapa sangat berlimpah, terutama di Desa Cibenda Ciamis, dekat Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Pada penelitian tahap awal ini dilakukan berbagai cara pengolahan bahan limbah sabut kelapa menjadi bahan baku serat-serat tekstil, yang paling efektif sehingga mudah diterapkan pada masyarakat. Sabut kelapa selama ini masih disebut ‘limbah’ karena material tersebut merupakan sisa-sisa proses penguraian sabut yang dibuang. Program penelitian selajutnya lebih terfokus pada pengaplikasian bahan baku tekstil tersebut ke dalam produk-produk kriya dan pelatihan kepada masyarakat setempat. Diharapkan pemanfaatan limbah sabut kelapa ini akan berdampak pada pemberdayaan ekonomi masyarakat.

NAOTO SUZUKI

PROBLEMS AND DEVELOPMENT ISSUES FOR ARTISAN CRAFT PROMOTION
The Effective Promotion for Regional Development in Developing Countries (1), (hal 65-78).

Ringkasan:

suzuki-3.jpg

Artikel ini memaparkan tujuan utam a promosi kriya dalam pembangunan daerah, yakni: pengentasan kemiskinan, pelestarian budaya tradisional, dan peningkatan perdagangan negara. Selanjutnya dijelaskan tentang pengembangan kriya tradisional maupun inovatif. Berbagai masalah di tingkat kebijakan, kelembagaan, dan produsen dianalisis, misalnya: lemahnya kebijakan, intervensi pemerintah dalam pengembangan SDM, minimnya fasilitas, kurangnya pengakuan terhadap potensi kriya, rendahnya mutu, lemahnya kerjasama antar produsen, kemampuan manajemen dan desain. Kesemua ini memerlukan penanganan, antara lain: (a) Perumusan kebijakan yang bersih dan visioner; (b) Memperkuat kerja kelembagaan; (c) Mengembangkan pasar; (d) Melestarikan nilai-nilai tradisional.

Ringkasan:

suzuki.jpg

Usulan metodologi bagi formulasi pengembangan dan promosi kriya memerlukan kajian cermat. Kajian sentral dalam artikel ini adalah integrasi nilai tradisional terhadap formulasi tersebut. Artikel ini mencermati kebijakan yang diperlukan beserta manfaat master plan. Setelah itu, dikaji berbagai kegunaan lembaga pendukung, termasuk Kawasan Kriya Tradisional. Di tingkat produsen, dianalisis: konsep cluster, Layanan Pengembangan Bisnis oleh retailer internasional dan LSM, serta konsep pengembangan pasar melalui segmentasi pasar dan penetapan brand. Sebagai penutup, artikel ini membahas perlunya kerjasama publik dan swasta dalam implementasi strategi pengembangannya.

Ringkasan:

vera.jpg

Sejarah batik di Indonesia mencatat karya Carolina J. von Franquemont dari Semarang, Jawa Tengah, 1845-1867, sebagai batik yang memiliki karakter visual tersendiri dibandingkan batik-batik pesisir lainnya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik khas tersebut dengan mengkaji 8 jenis Batik Franquemont: (a) Batik Wayang, (b) Batik Poem, (c) Batik Wang Mu, (d) Batik Sarung Prada Emas, (e) Batik Buketan, (f) Batik Belanda, (g) Batik Wallpaper, dan (h) Batik Perang Lombok. Franquemont terkenal dengan penemuan warna “Hijau Franquemont” dari zat warna nabati tahan luntur. Selain itu terdapat tiga ciri lain yakni: (1) Motif terinspirasi dari berbagai tema dari budaya Cina, Jawa, dan Belanda; (2) Komposisi batik terbangun dari komposisi asimetri yang padat dan rumit; (3) Pola peletakan motif dengan pola cermin, tidak seperti motif-motif hasil proses printing atau cap.

Ringkasan:

ferry.jpg

Dalam perkembangan desain iklan di berbagai media massa kini, pencitraan pria dalam iklan komersil mulai populer. Bahkan sosok pria sudah mulai banyak digunakan untuk desain iklan produk untuk konsumsi perempuan. Dalam riset ini telah dianalisis 6 desain iklan dari berbagai majalah dan tabloid perempuan. Melalui analisis teks dan pendekatan semiotik, diperoleh kesimpulan bahwa citra pria dalam perkembangan desain iklan kini masih didominasi oleh nilai-nilai maskulinitas, yakni citra pria sebagai figur pemberani, gagah berotot, dan hal-hal lain yang terkait dengan figur yang aktif. Namun, konsep maskulinitas kini juga telah berkembang ke nilai-nilai figur pria yang bertanggungjawab dan berkeahlian. Bahkan meluas ke nilai-nilai yang identik dengan feminitas-metroseksual, yakni: penikmat, lembut, peduli terhadap tampilan, dan sebagainya.

Ringkasan:

syaifudin.jpg

Penelitian ini berupaya memaparkan unsur-unsur visual dalam suatu desain web. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa representasi visual (misal:citra, foto dan gambar) dalam halaman web mempunyai kekuatan yang lebih tinggi dibanding representasi verbal (teks) dalam menggerakkan interaksi antara web dan pemirsanya. Melalui kajian literatur dan pengamatan terhadap beberapa contoh desain dibuktikan bahwa representasi visual tersebut dapat dipahami melalui aspek tatapan (gazing), pembingkaian (framing) dan sudut pandang (angle), agar tujuan-tujuan interaksi dapat terpenuhi, misalnya: (1) Tampilan foto atau gambar mata yang menatap akan mampu menyiratkan nilai ekspresi manusia dalam bersosialisasi; (2) pembingkaian atas tampilan atribut-atribut khas pemilik web akan memberikan karakter dan identitas web, dan; (3) penentuan sudut pandang dapat menentukan jauh dekatnya relasi antara penjual, pembeli dan pemirsa.